Jumat, 11 Januari 2013

Cara mengatasi perasaan di perlakukan tidak adil dari seorang pegawai



Cara mengatasi perasaan di perlakukan tidak adil dari seorang pegawai
1.       Tuntaskan masalah: Segera bereskan masalah yang Anda hadapi jika hal yang menyebabkan Anda kecewa menyangkut dengan orang lain. Bicara dan jelaskan secara baik-baik duduk perkarannya dengan santun.
2.       Berpikirlah positif: Tetaplah berpikir positif tentang apa pun yang Anda hadapi. Sadarlah bahwa masalah yang Anda hadapi terjadi atas seizinNya. Doakanlah orang-orang yang telah mengecewakan Anda.
3.       Berlapang dada : Terima masalah yang membuat Anda kecewa apa adanya. Jangan, balas dendam kepada orang yang telah mengecewakan Anda. Kita tidak mengubah orang yang telah mengecewakan kita. Manusia tidak ada yang sempurna Bukankah kita juga pernah mengecewakan orang lain?
4.       Forgiveness: Kata banyak orang, memakai itu obat yang paling manjur buat penyakit kecewa. Biarlah apa yang terjadi sekarang menjadi masa lalu untuk melangkah ke maju depan.
5.       Fokus kepada orang lain: Jangan tangisi diri sendiri, tapi fokuslah kepada orang lain. Pasalnya jika kita fokus ke diri sendiri, kita akan semakin kecewa. Coba alihkan pikiran kita dengan cara bagaimana membahagiakan orang lain. (MI)

Motivasi merupakan sebuah topik menarik dalam Perilaku Organisasi. Alasannya ialah karena baru-baru ini terungkap fakta bahwa mayoritas karyawan tidaklah antusias terhadap pekerjaan mereka. Namun, berita baiknya ialah bahwa semua peneliti justru member kita banyak pengetahuan mengenai cara meningkatkan motivasi.
            Banyak orang telah keliru memandang motivasi sebagai sebuah sifat pribadi—beberapa individu memilikinya dan yang lain tidak. Kita tahu bahwa motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dengan situasi tertentu, di mana dorongan motivasional tiap individu berbeda. Seorang anak yang biasanya mengalami kesulitan membaca selama 10 menit, mungkin dapat menyelesaikan buku Harry Potter dalam sehari. Dalam kasus ini, perubahan motivasi anak tersebut telah didorong oleh situasi. Dengan demikian, tingkat motivasi berbeda-beda antara setiap individu, serta antara individu dengan situasi yang ia hadapi.
            Motivasi merupakan proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan. Intensiitas berhubungan dengan seberapa giat seseorang berusaha. Arah berkaitan dengan orientasi apa yang ingin dicapai seseorang. Intensitas yang tinggi haruslah sesuai dengan arah organisasi. Ketekunan berarti ukuran mengenai berapa lama seseorang bisa mempertahankan usahanya.
      Dalam menjelaskan pembahasan ini, digunakan beberapa teori motivasi: 

       Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
·         Teori Hirarki Kebutuhan adalah teori tentang lima kebutuhan—fisiologis, keamanan, social, penghargaan, dan aktualisasi diri—yang ada ketika setiap kebutuhan pada dasarnya telah dipenuhi, kebutuhan yang berikutnya menjadi dominan.
·         Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:
-          Fisiologis: meliputi rasa lapar, haus, seksual, dll. Seseorang dikatakan normal apabila terpenuhi kebutuhan ini. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan primer untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan biologis;
-          Rasa aman: meliputi rasa ingin dilindungi dari bahya fisik dan emosional.
-          Sosial: meliputi rasa kasuh saying, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
-          Penghargaan: meliputi faktor penghargaan internal seperti hormat diri, otonomi, dan pencapaian; dan penghargaan eksternal seperti status, pengakuan, dan perhatian. Kwbutuhan ini lebeih bersifat egoistic dan berkaitan erat dengan status seseorang.
-          Aktualisasi diri: dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan, pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri. Kebutuhan ini adalah yang tertinggi, untuk menunjukkan prestasinya yang maksimal tanpa terllau banyak menuntut imbalan dari organisasi.                                   
·         Dalam piramida di atas, meskipun tidak ada kebutuhan yang benar-benar dipenuhi seluruhnya, sebuah kebutuhan yang pada dasarnya telah dipenuhi—sesedikit apapun itu, tidak akan lagi memotivasi. Jadi, menurut Maslow, jika ingin memotivasi seseorang, kita harus memahami pada tingkatan mana seseorang itu berada sekarang, dan berfokus untuk mencapai hirarki di atasnya.
·         Maslow memisahkan lima kebutuhan itu ke dalam dua kategori: kebutuhan tingkat bawah (fisiologis dan rasa aman) dan kebutuhan tingkat atas (social, penghargaan, dan aktualisasi diri). Perbedaan dari keduanya ialah bahwa kebutuhan tingkat atas diperoleh secara internal (di dalam diri seseorang), sementara kebutuhan tingkat rendah secara dominan dipenuhi secara eksternal oleh hal-hal semisal imbalan kerja, kontrak serikat kerja, dan masa jabatan.
·         Teori kebutuhan yang bersifat deduktif tersebut, oleh Maslow, dikembangkan atas dasar tiga asumsi pokok, yakni:
-          People are wanting animals. Manusia adalah makhluk yang berkeinginan., dan keinginan mereka tidak pernah terpenuhi seluruhnya. Setelah satu keinginan terpenuhi, muncul keinginan baru. Proses terus berlangsung hingga mati.
-          A satisfied need is not a motivator of human behavior. Kebuthan yang telah terpenuhi tidak akan lagi menjadi pendorong lagi.
-          Human needs are arranged in a hierarchy of importance. Kebuthan manusia berhierarki berdasarkan tingkat pentingnya kebutuhan.
·         Teori Maslow masih banyak menuai kritik. Misalnya soal benar tidaknya kebutuhan manusia itu berjenjang/ hirarki? Sebab pada kenyataannya, berbagai jenis kebutuhan itu dusahakan pemuasannya secara simultan, meski dengan intensitas berbeda. Perbedaan intensitas itu memaksa seseorang untuk memuaskan kebutuhannya yang paling mendesak saat itu, tanpa memperhitungkan lagi apakah kebutuhan ini lebih tinggi dari kebutuhan yang lain.


       2. Teori X dan Teori Y
·         Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan nyata mengenai manusia: pertama, manusia pada dasarnya negative (Teori X), dan kedua, manusia pada dasarnya positif (Teori Y).
·         Teori X beranggapan bahwa karyawan tidak suka bekerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab, dan harus dipaksa untuk menghasilkan kinerja. Teori Y beranggapan bahwa karyawan suka bekerja, kreatif, mencari tanggung jawab, dan dapat berlatih mengembangkan diri.
·         Dalam mengemukakan danmemperthankan kebenaran teoerinya, McGregor menekankan pada cara para manajer dalam memperlakukan bawahannya sangat tergantung pada asumsi yang digunakan tentang cirri-ciri berdasarkan kedua kelompok klasifikasi di atas.
·         Theory X places exclusive reliance upon external control of human behavior, while Theory Y realize heavily on self-control and self-direction. Perbedaan tersebut seolah-olah disebebkan oleh perbedaan lakuan orang secara berbeda, yakni di satu sisi treating people them as mature adults.
·         Teori X berasumsi bahwa kebutuhan tingkat rendah mendominasi individu. Teori Y  berasumsi bahwa kebutuhan tingkat tinggilah yang mendominasi individu. McGregor sendiri yakin pada asumsi Teori Y. Karena itu, ia mengemukakan bahwa pembuatan keputusan partisipatif, pekerjaan yang menantang, serta hubungan kelompok yang baik akan memaksimalkan motivasi kerja karyawan.

3.       Teori Motivasi Higiene
·         Faktor-faktor hygiene merupakan faktor-faktor—seperti kebijakan dan administrasi perusahaan, pengawasan, dan imbalan kerja—yang, ketika sesuai dengan suatu pekerjaan, membuat karyawan puas. Ketika faktor-faktor ini sesuai, karyawan tidak akan tidak merasa puas.
·         Menurut Herzberg, faktor-faktor yang menghasilkan kepuasan kerja terpisah dan berbeda dengan faktor-faktor yang memnimbulkan ketidakpuasan kerja. Menurutnya, lawan dari “kepuasan” bukanlah ketidakpuasan, melainkan “bukan kepuasan”. Dan lawan dari “ketidakpuasan” adalah “bukan ketidakpuasan”.
·         Ketika faktor-faktor tersebut memadai, orang-orang tidak akan merasa tidak puas; namun buka berarti mereka akan merasa puas.
·         Teori ini menuai beberapa kritik di antaranya:
-          Prosedur Herzberg dibatasi oleh metodologinya. Ketika segalanya berjalan baik, individu cenderung memuji dirinya sendiri, dan menyalahkan kegagalan pada lingkungan ekstrinsik.
-          Tidak ada ukuran kepuasan yang digunakan sebagai indikator.
-          Herzberg mengasumsikan hubungan antara kepuasan dan produktivitas, namun metodologi penelitiannya hanya melihat kepuasan, dan tidak pada produktivitas.
 
           3. Teori ERG
·         Clayton Alderfer mengolah hirarki kebutuhan Maslow agar semakin dekat denganpenelitian empiris. Hirarki kebutuhannya yang telah ditelaah ulang disebut sebagai Teori ERG.
·         Menurutnya, terdapat tiga kelompok kebutuhan inti—kehidupan (sama dengan kebutuhan fisioloogis dan kemanan milik Maslow), hubungan (sama dengan kebutuhan social dan status milik Maslow), dan pertumbuhan (sama dengan kebutuhan penghragaan dan aktualisasi diri milik Maslow).
·         ERG Ttidak berasumsi bahwa terdapat sebuah hirarki kaku dimana seseorang harus memenuhi kebutuhan tingkat rendah terlebuih dahulu sebelum beralih ke kebutuhan tingkat yang lebih tinggi. Sebagai contoh. Seorang individu juga bisa fokus pada ketiga kategori kebutuhan secara bersamaan. Lagian, menurutnya, rasa frustrasi dalam memenuhi kebutuhan tingkat yang lebih tinggi dapat menyebabkan kemunduran ke tingkat yang lebih rendah.


       4. Teori Kebutuhan McLelland
·         Teori Kebutuhan McLelland berfokus pada tiga kebutuhan: pencapaian, kekuatan, dan hubungan. Hal-hal tersebut dapat didefiniskan sebagai berikut:
-          Kebutuhan pencapaian (need for achievement/ nAch): dorongan untuk melebihi , mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil.
-          Kebutuhan kekuatan (need for power/ nPow): kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedmikian rupa sehingga mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
-          Kebutuhan hubungan (need for affiliation/ nAff): keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
·         Beberapa individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih berjuan untuk memperoleh pencapaian pribadi daripada memperoleh penghargaan. Mereka memiliki keinginan melakukan sesuatu dengan lebih baik dari sebelumnya. Dorongan ini merupakan kebutuhan pencapaian.
·         McClellland menemukan  bahwa individu yang berhasil dalam pekerjaannya adalah individu yang memiliki keinginan melakukan hal-hal baik lebih tinggi daripada orang lain. Mereka lebih suka tantangan menyelesaikan sebuah masalah dan mtanggung jawab pribadi untuk keberhasilan atau kegagalan, daripada menyerahkan hasil pada kesempatan atau tindakan orang lain.
·         Kebuhan kekuatan (nPow) adalah keinginan untuk memiliki pengaruh dan mengendalikan individu. Individu dengan nPow tinggi suka bertanggung jawab, berjuang untuk memengaruhi individu lain, senang ditenpatkan pada situasi yang kompetitif dan berorientasi status, serta cenderung lebih khawatir dengan wibawa dan mendapatkan pengaruh atas individu lain daripada kinerja yang efektif.
·         Kebutuhan nAff menunjukkan motif seseorang untuk berjuang demi persahabatan, lebih suka kondisi kooperatif daripada situasi kompetitif, dan menginginkan hubungan-hubungan yang melibatkan tingkat pengertian mutual yang tinggi.
Teori X dan teori Y
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer berhubungan dengan para karyawan. [2] Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X
  • Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya.
  • Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
  • Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga.
  • Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
  • Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain.
  • Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
  • Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang menduduki posisi manajemen.
Pengertian, Visioner, Tegas, Bijaksana Bisa menempatkan diri, Mampu/cakap Terbuka, Mampu mengatur, Disegani , Cerdas, Cekatan, Terampil, Pemotivasi, Jujur, Berwibawa, Berwawasan luas, Konsekuen, Melayani, Credible, Mampu membawa perubahan, Adil, Berperikemanusiaan, Kreatif, Inovatif, Sabar, Bertanggung jawab, Konsiten, Low profile, Sederhana dan humble (rendah hati), Rendah hati/humble, Royal/tidak kikir, berjiwa sosial Loyal (setia) kepada bawahan, Disiplin, Mampu menjadi tauladan/memberi contoh, Punya integritas, Berdikasi/berjiwa mengabdi, Dapat dipercaya (credible), Percaya diri, Kritis, Religious, Mengayomi, Responsive (cepat tanggap), Teliti, Supel (ramah), Pema’af, Peduli (care), Profesional, Berprestasi, Penyelesai Masalah (problem solver), Good looking, Sopan, Cerdas secara emosi (memiliki tingkat EQ yang tinggi


0 komentar:

Posting Komentar