BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia atas tingkah
laku atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.Dalam
kebudayaan kita, umumnya "tanggung jawab" diartikan sebagai keharusan
untuk "menanggung" dan "menjawab" dalam pengertian lain
yaitu suatu keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku
seseorang dalam rangka menjawab suatu persoalan.
B.
RUMUSAN MASALAH
ü
Jelaskan
pengertian Tanggung jawab
ü
Sebutkan
dan jelaskan macam-macam tanggung jawab
ü
Jelaskan
pengertian pengabdian dan pengorbanan
C.
TUJUAN
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen/ pembimbing akademik kepada
penulis
BAB II
PEMBAHASAN
Tanggung jawab menurut kamus umum bahasa
Indonesia adalah keadaan wajib menanggung sesuatunya. sehingga bertanggung
jawab menurut kamus umum bahasa indonesia adalah berkewajiban menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan
menangung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia atas tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga
berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.Dalam kebudayaan
kita, umumnya "tanggung jawab" diartikan sebagai keharusan untuk
"menanggung" dan "menjawab" dalam pengertian lain yaitu
suatu keharusan untuk menanggung akibat yang ditimbulkan oleh perilaku
seseorang dalam rangka menjawab suatu persoalan.
Pada umumnya banyak keluarga berharap dapat
mengajarkan tanggung jawab dengan memberikan tugas-tugas kecil kepada anak
dalam kehidupan sehari-hari. Dan sebagai orangtua tentunya kita pun
berkeinginan untuk menanamkan rasa tanggung jawab pada anak.
Tuntutan yang teguh bahwa anak harus setia melakukan
tugas-tugas kecil itu, memang menimbulkan ketaatan. Namun demikian bersamaan
dengan itu bisa juga timbul suatu pengaruh yang tidak kita inginkan bagi
pembentukan watak anak, karena pada dasarnya rasa tanggung jawab bukanlah hal
yang dapat diletakkan pada seseorang dari luar, rasa tanggung jawab tumbuh dari
dalam, mendapatkan pengarahan dan pemupukan dari sistem nilai yang kita dapati
dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Rasa tanggung jawab yang tidak
bertumpuk pada nilai-nilai positif, adakalanya dapat berubah menjadi sesuatu
yang asosial.
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk mendidik
anak sejak usia dini agar menjadi anak yang bertanggung jawab, sebagaimana
Charles Schaeffer, Ph.D. mengutip apa yang pernah dikemukakan oleh Dr. Carlotta
De Lerma, tentang prinsip-prinsip penting yang harus dilakukan untuk membantu
anak bertanggung jawab.
ü Memberi
teladan yang baik.
Dalam mengajarkan tanggung jawab kepada anak, akan
lebih berhasil dengan memberikan suatu teladan yang baik. Cara ini mengajarkan
kepada anak bukan saja apa yang harus dilakukan dan bagaimana cara
melakukannya, akan tetapi juga bagaimana orangtua melakukan tugas semacam itu.
ü Tetap dalam pendirian dan teguh dalam prinsip.
Dalam hal melakukan pekerjaan, orangtua harus melihat
apakah anak melakukannya dengan segenap hati dan tekun. Sangat penting bagi
orangtua untuk memberikan suatu perhatian pada tugas yang tengah dilakukan oleh
si anak. Janganlah sekali-kali kita menunjukkan secara langsung tentang
kesalahan-kesalahan anak, tetapi nyatakanlah bagaimana cara memperbaiki kesalahan
tersebut. Dengan demikian orantua tetap dalam pendirian, dan teguh dalam
prinsip untuk menanamkan rasa tanggung jawab kepada anaknya.
ü Memberi anjuran atau perintah hendaknya jelas
dan terperinci.
Orangtua dalam memberi perintah ataupun anjuran, hendaklah
diucapkan atau disampaikan dengan cukup jelas dan terperinci agar anak mengerti
dalam melakukan tugas yang dibebankan kepadanya.
ü Memberi ganjaran atas kesalahan.
Orangtua hendaknya tetap memberi perhatian kepada
setiap pekerjaan anak yang telah dilakukannya sesuai dengan kemampuannya. Tidak
patut mencela pekerjaan anak yang tidak diselesaikannya. Kalau ternyata anak
belum dapat menyelesaikan pekerjaannya saat itu, anjurkanlah untuk dapat
melakukan atau melanjutkannya besok hari. Dengan memberikan suatu pujian atau
penghargaan, akan membuat anak tetap berkeinginan menyelesaikan pekerjaan itu.
Seringkali orangtua senang menjatuhkan suatu hukuman kepada anak yang tidak
berhasil menyelesaikan tugasnya. Andaikan memungkinkan lebih baik memberikan
ganjaran atas kesalahan dan tidak semata-mata mempermasalahkannya.
ü Jangan
terlalu banyak menuntut.
Orangtua selayaknya tidak patut terlalu banyak
menuntut dari anak, sehingga dengan sewenang-wenang memberi tanggung jawab yang
tidak sesuai dengan kemampuannya. Berikanlah tanggung jawab itu setahap demi
setahap, agar si anak dapat menyanggupi dan menyenangi pekerjaan itu.
Suatu kebiasaan yang keliru pada orangtua dalam hal
mendidik anak, adalah bahwa mereka seringkali sangat memperhatikan dan
mengikuti emosinya sendiri. Tetapi sebaliknya emosi anak-anak justru kurang
diperhatikan. Orangtua boleh saja marah kepada anak, akan tetapi jagalah supaya
kemarahan yang dinyatakan dalam tindakan seperti omelan dan hukuman itu
benar-benar tepat untuk perkembangan jiwa anak. Dengan perkataan lain, marahlah
pada saat si anak memang perlu dimarahi.
Anak-anak yang sudah mampu berespon secara tepat,
adalah anak yang sudah mampu berfikir dalam mendahulukan kepentingan pribadi.
Dan anak seperti ini sudah tinggal selangkah lagi kepada pemilikan rasa
tanggung jawab.
Pada hakekatnya tanggung jawab itu tergantung kepada
kemampuan, janganlah lantas kita mengatakan bahwa anak yang berusia tujuh tahun
itu tidak mempunyai tanggung jawab, karena tidak menjaga adiknya secara baik,
sehingga si adik terjatuh dari atas tembok. Sesungguhnya anak yang baru berusia
tujuh tahun tidak akan mampu melakukan hal seperti itu. Jelaslah bahwa beban
tanggung jawab yang diserahkan pada seorang anak haruslah disesuaikan dengan
tingkat kematangan anak. Untuk itu dengan sendirinya orangtua merasa perlu
untuk lebih jauh mengenal tentang kemampuan anaknya.
Dalam memberikan anak suatu informasi tentang hal yang
harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan adalah sangat penting. Tanpa
pengetahuan ini anak tidak bisa disalahkan bila ia tidak mau melakukan apa yang
seharusnya ia lakukan. Namun untuk sekedar memberitahu secara lisan, seringkali
tidak cukup. Orangtua juga harus bisa menjelaskan dengan contoh bagaimana
caranya melakukan hal tersebut, disamping harus dijelaskan alasan-alasan
mengapa hal itu harus dilakukan, atau tidak boleh dilakukan.
Biasanya kita cenderung untuk melihat rasa tanggung
jawab dari segi- segi yang konkrit, seperti: apakah tingkah lakunya sopan atau
tidak; kamar anak bersih atau tidak; apakah si anak sering terlambat datang ke
sekolah atau tidak; dan sebagainya.
Seorang anak bisa saja berlaku sopan, datang ke
sekolah tepat pada waktunya, tetapi masih juga membuat keputusan-keputusan yang
tidak bertanggungjawab. Contoh seperti ini seringkali kita jumpai terutama pada
anak-anak yang selalu mendapatkan instruksi atau petunjuk dari orangtua
mengenai apa yang mesti mereka kerjakan, sehingga mereka kurang mendapat
kesempatan untuk mengadakan penilaian sendiri, mengambil keputusan sendiri
serta mengembangkan norma-norma yang ada dalam dirinya.
Rasa tanggung jawab sejati haruslah bersumber pada
nilai-nilai asasi kemanusiaan. Nilai-nilai tidak dapat diajarkan secara
langsung. Nilai-nilai dihirup oleh anak dan menjadi bagian dari dirinya hanya
melalui proses identifikasi, dengan pengertian lain, anak menyamakan dirinya
dengan orang yang ia cintai dan ia hormati serta berusaha meniru mereka. Contoh
hidup yang diberikan orangtua, akan menciptakan suasana yang diperlukan untuk
belajar bertanggung jawab. Pengalaman-pengalaman konkrit tertentu memperkokoh
pelajaran itu, sehingga menjadi bagian dari watak dan kepribadian anak.
Jadi jelaslah, bahwa masalah rasa tanggung jawab pada
anak, akhirnya kembali pada orangtuanya sendiri, atau dengan kata lain
terpulang pada nilai-nilai dalam diri orangtua, yaitu seperti tercermin dalam
mengasuh dan mendidik anak.
B. MACAM-MACAM
TANGGUNG JAWAB
- Tanggung jawab terhadap
dirinya sendiri, manusia
diciptakan oleh Tuhan mengalami periode lahir, hidup, kemudian mati. Agar
manusia dalam hidupnya mempunyai “harga”, sebagai pengisi fase
kehidupannya itu maka manusia tersebut atas namanya sendiri dibebani
tanggung jawab. Sebab apabila tidak ada tanggung jawab terhadap dirinya
sendiri maka tindakannnya tidak terkontrol lagi. Intinya dari
masing-masing individu dituntut adanya tanggung jawab untuk melangsungkan
hidupnya di dunia sebagai makhluk Tuhan.
Contoh:
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya.
- Tanggung jawab terhadap
keluarga, Keluarga merupakan
masyarakat kecil. Keluarga terdiri atas ayah-ibu, anak-anak, dan juga
orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib
bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab itu menyangkut nama
baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan, pendidikan, dan kehidupan. Untuk memenuhi tanggung jawab
dalam keluarga kadang-kadang diperlukan pengorbanan.
Contoh:
Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
- Tanggung jawab terhadap
masyarakat, Pada
hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai
dengan kedudukanya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia
lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga
dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya
mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat
melangsunggkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila semua
tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada
masyarakat.
Contoh: Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelacuran pada lingkungan masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.
- Tanggung jawab terhadap
Bangsa / Negara, Suatu kenyataan lagi
bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara.
Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkahlaku manusia terikat oleh
norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak bisa
berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan manusia itu salah, maka ia harus
bertanggung jawabkan kepada negara.
Contoh:
Seperti contohnya kita sebagai warga Negara Indonesia harus ikut serta melindungi dan menjaga nama baik Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta mengikuti segala aktivitas kenegaraan seperti pemilu, pilkada, dll.
- Tanggung jawab terhadap
Tuhan, Tuhan menciptakan
manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab melainkan untuk mengisi
kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan.
Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang
dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan
dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak
menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan
perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang
seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya.
Contoh:
Seorang muslim memiki tanggung jawab untuk beriman dan beribadah kepada-Nya. Itu sudah merupakan tuntutan dari sebuah tanggung jawab yang tidak bisa diganggu gugat dan harus dijalankan.
C. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Pengabdian
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan dari kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengabdian berarti hal mengabdi atau mengabdikan. Pada hakekatnya pengabdian itu adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja. Pengabdian adalah perbuatan tanggung jawab dengan mengindahkan ketaatan dan keikhlasan yang diliputi oleh kesetiaan terhadap pihak lain atau diri sediri atas apa yang telah ia yakini, pilih, tetapkan, ikuti. Bukti nyata dari pengabdian dapat dicontohkan dengan pengabdian ke sesama melaui profesi, dituntutnya professionalitas misalnya anggota Polisi yang mengabdi pada negara siang dan malam, hujan dan badai ia menjaga ketertiban lalu lintas, menjaga ketentraman dan kedamaian negara, serta tidak terlepas dari tanggung jawabnya sebagai orang tua ia harus menafkahi anggota keluarganya dan membina / mendidik putra putrinya. Ia sudah megabdi pada tugasnya sebagai polisi dan mengabdi pada negara karena tugasnya untuk kepentingan negara dan masyarakat sekitar berarti dapat juga telah mengabdi kepada sesamanya manusia
Agama, dalam artian manusia mengabdi paa keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
berbeda dengan profesi, disini dituntut kesadaran tinggi akan pengabdian itu sendiri, tidak dipaksakan atau bagaimana. Dengan menekuni imannya untuk bertumbuh ia membaca Kitab Suci dan untuk mengembangkan imannya ia merealisasikan ajaran kebaikan yang telah ia dapat dari keyakinannya agar imannya berkembangan. Mematuhi perintahNya dan Menjauhi segala LaranganNya dengan ikhlas karena memang pada dasarnya aturan dan perintahnya adalah yang terbaik untuk dirinya sendiri, Percayalah bahwa Tuhan itu baik, segala yang diperintahkannya pun untuk kebaikan kita misalnya tidak menyembah berhala, saling mengasihi, menghormati orang tua, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan membunuh, jangan mengucapkan saksi dusta,
Pengorbanan
berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih (berdasarkan atas kesadaran moral yang tulus-ikhlas )
Pengorbanan bukan hanya berkorban untuk suatu masalah yang besar, tapi tanpa kita sadari kita sering melakukan pengorbanan. Contoh hal kecilnya saat kita memberikan kue kepada adik kita, padahal kita sendiri ingin memakan kuenya. Hal tersebut merupakan bentuk pengorbanan kecil yang biasa kita lakukan dilingkungan keluarga. Pengabdian diberikan tanpa mengharapkan balas jasa. Pengabdian bukan merupakan sebuah paksaan atau keharusan (perintah), tetapi pengabdian itu sendiri berdasarkan secara sukarela tergantung dari dirinya masing-masing orang tersebut.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian pasti ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu.
Menurut Pendapat Achmad Ghozali Ash Shiddiqy
Pengabdian adalah suatu hal yg dilakukan oleh orang - orang dengan rasa tulus ikhlas tanpa adanya rasa ingin dibalas jasanya, karna mereka hanya ingin membantu sesama setiap harinya dengan ikhlas tanpa pamrih, contohnya orang tua kita bapak/ibu yg mengabdikan dirinya untuk mencari nafkah untuk menghidupi kita.
Pengorbanan adalah Suatu hal yang dilakukan secara tidak langsung/langsung kita lakukan karna pengorbanan sama halnya dgn memberi seseorang hal/benda yg ia butuhkan, yg kita dapatkan mungkin dgn susah payah ataupun dgn usaha yg keras.Pengabdian adalah usaha kita untuk selalu patuh terhadap apapun yang kita junjung Pengorbanan adalah usaha kita untuk berkorban / melakukan sesuatu demi sesuatu yang kita sayangi,
adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan dari kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pengabdian berarti hal mengabdi atau mengabdikan. Pada hakekatnya pengabdian itu adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja. Pengabdian adalah perbuatan tanggung jawab dengan mengindahkan ketaatan dan keikhlasan yang diliputi oleh kesetiaan terhadap pihak lain atau diri sediri atas apa yang telah ia yakini, pilih, tetapkan, ikuti. Bukti nyata dari pengabdian dapat dicontohkan dengan pengabdian ke sesama melaui profesi, dituntutnya professionalitas misalnya anggota Polisi yang mengabdi pada negara siang dan malam, hujan dan badai ia menjaga ketertiban lalu lintas, menjaga ketentraman dan kedamaian negara, serta tidak terlepas dari tanggung jawabnya sebagai orang tua ia harus menafkahi anggota keluarganya dan membina / mendidik putra putrinya. Ia sudah megabdi pada tugasnya sebagai polisi dan mengabdi pada negara karena tugasnya untuk kepentingan negara dan masyarakat sekitar berarti dapat juga telah mengabdi kepada sesamanya manusia
Agama, dalam artian manusia mengabdi paa keyakinannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
berbeda dengan profesi, disini dituntut kesadaran tinggi akan pengabdian itu sendiri, tidak dipaksakan atau bagaimana. Dengan menekuni imannya untuk bertumbuh ia membaca Kitab Suci dan untuk mengembangkan imannya ia merealisasikan ajaran kebaikan yang telah ia dapat dari keyakinannya agar imannya berkembangan. Mematuhi perintahNya dan Menjauhi segala LaranganNya dengan ikhlas karena memang pada dasarnya aturan dan perintahnya adalah yang terbaik untuk dirinya sendiri, Percayalah bahwa Tuhan itu baik, segala yang diperintahkannya pun untuk kebaikan kita misalnya tidak menyembah berhala, saling mengasihi, menghormati orang tua, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan membunuh, jangan mengucapkan saksi dusta,
Pengorbanan
berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih (berdasarkan atas kesadaran moral yang tulus-ikhlas )
Pengorbanan bukan hanya berkorban untuk suatu masalah yang besar, tapi tanpa kita sadari kita sering melakukan pengorbanan. Contoh hal kecilnya saat kita memberikan kue kepada adik kita, padahal kita sendiri ingin memakan kuenya. Hal tersebut merupakan bentuk pengorbanan kecil yang biasa kita lakukan dilingkungan keluarga. Pengabdian diberikan tanpa mengharapkan balas jasa. Pengabdian bukan merupakan sebuah paksaan atau keharusan (perintah), tetapi pengabdian itu sendiri berdasarkan secara sukarela tergantung dari dirinya masing-masing orang tersebut.
Perbedaan antara pengertian pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya pengabdian pasti ada pengorbanan. Pengorbanan merupakan akibat dari pengabdian. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu.
Menurut Pendapat Achmad Ghozali Ash Shiddiqy
Pengabdian adalah suatu hal yg dilakukan oleh orang - orang dengan rasa tulus ikhlas tanpa adanya rasa ingin dibalas jasanya, karna mereka hanya ingin membantu sesama setiap harinya dengan ikhlas tanpa pamrih, contohnya orang tua kita bapak/ibu yg mengabdikan dirinya untuk mencari nafkah untuk menghidupi kita.
Pengorbanan adalah Suatu hal yang dilakukan secara tidak langsung/langsung kita lakukan karna pengorbanan sama halnya dgn memberi seseorang hal/benda yg ia butuhkan, yg kita dapatkan mungkin dgn susah payah ataupun dgn usaha yg keras.Pengabdian adalah usaha kita untuk selalu patuh terhadap apapun yang kita junjung Pengorbanan adalah usaha kita untuk berkorban / melakukan sesuatu demi sesuatu yang kita sayangi,
Contoh Lainnya:
1. PENGORBANAN YANG DIDASARI CINTA KASIH
ü seorang ayah rela berkorban bekerja membanting tulang demi anak dan
istrinya hidup, dengan didasari cinta kasih yang tulus.
ü Seorang pria berkorban nyawanya
demi menyelamatkan wanita yang dicintainya didasarkan oleh cinta kasih
2. PENGORBANAN YANG DIDASARI RASA TANGGUNG JAWAB
ü Seorang guru rela berkorban berbagi ilmu untuk murid muridnya
ü Seorang pahlawan rela berkorban nyawa demi membela tumpah darahnya
BAB
III PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari materi diatas dapat saya simpulkan bahwa Tanggung
jawab adalah kesadaran manusia atas tingkah laku atau perbuatannya yang
disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Adapu macam-macam tanggung jawab; Tanggung jawab terhadap Tuhan, Tanggung
jawab terhadap Bangsa / Negara, Tanggung jawab terhadap masyarakat,
Tanggung jawab terhadap keluarga,
Tanggung jawab terhadap dirinya
sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang
berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan dari kesetiaan,
cinta, kasih sayang, hormat, dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
B.
SARAN
Saya berharap makalah ini dapat berguna
dan digunakan sebaik-baiknya . Makalah ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga di perlukan kritik dan saran untuk menyempurnakannya.
0 komentar:
Posting Komentar